TUGAS SISTEM AKUNTANSI
Menjelaskan Proses Sistem Akuntansi Pembelian Tunai
Disusun Oleh :
1. Rizka Okti
Lusiana (15061180)
2. Dyah Septi Puja Mukti (15061177)
3. Kurnia Puji Astuti (15062146)
4. Kristanto Adi Prabowo (15061167)
2. Dyah Septi Puja Mukti (15061177)
3. Kurnia Puji Astuti (15062146)
4. Kristanto Adi Prabowo (15061167)
Prodi : Akuntansi
Universitas Mercubuana Yogyakarta
2016
SISTEM
AKUNTANSI PEMBELIAN TUNAI
1.
Pengertian Sistem Akuntansi Pembelian Tunai
Sistem akuntansi pembelian
tunai adalah sistem yang digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang
diperlukan perusahaan. Aktivitas pembelian dalam sistem akuntansi pembelian
tunai meliputi semua kebutuhan yang dibutuhkan perusahaan. Pembelian merupakan
bagian dari sistem yang mendukung kegiatan dalam sebuah perusahaan untuk
menentukan dan mempertahankan jumlah barang agar perusahaan dapat berjalan
baik.
2.
Fungsi yang Terkait dengan Sistem Akuntansi Pembelian
Tunai
Mulyadi (2001:299) menyatakan
sistem akuntansi pembelian tunai digunakan dalam sebuah perusahaan untuk
mengadakan barang yang diperlukan oleh perusahaan
1) Fungsi gudang : dalam sistem pembelian fungsi gudang
bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi
persediaan yang ada digudang dan untuk menyimpan barang yang di terima oleh
fungsi penerimaan.
2) Fungsi pembelian : fungsi pembelian bertanggung
jawab untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang, menentukan pemasok yang di pilih dalam pengadaan barang
dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
3) Fungsi penerimaan : didalam sistem ini, berfungsi
untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang di
terima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut
diterima perusahaan.
4) Fungsi akuntansi : fungsi yang terkait dalam transaksi
pembelian adalah fungsi pencatat utang dan fungsi pecatat persediaan. Dalam
sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatat utang bertanggung jawab dalam
mencatat transaksi pembelian, sedangkan sistem pecatat persediaan bertanggung
jawab untuk mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli dari kartu
persediaan.
3.
Dokumen yang digunakan
Dalam sistem pembelian tunai
terdapat beberapa dokumen yang digunakan, antara lain adalah :
1) Surat permintaan pembelian : dokumen ini adalah
formulir yang diisi oleh bagian gudang atau fungsi pemakai barang untuk meminta
fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu
seperti yang tersebut dalam surat permintaan.
2) Surat permintaan penawaran harga : dokumen ini
digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak
bersifat berulangkali terjadi (tidak repetitif), yang menyangkut jumlah rupiah
pembelian besar.
3) Surat order pembelian : dokumen ini digunakan untuk
memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih.
4) Laporan penerimaan barang : dokumen ini dibuat oleh
fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok
telah memenuhi jenis, mutu, spesifikasi, dan kuantitas seperti yang tercantum
dalam surat order pembelian.
5) Surat perubahan order pembelian : didalam surat ini
diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian sebelumnya yang telah
diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa kuantitas, jadwal penyerahan
barang, spesifikasi, penggantian (substitusi)
atau hal lain yang bersangkutan dengan perubahan desain atau bisnis.
6) Bukti kas keluar : dokumen ini dibuat oleh fungsi
akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini berfungsi
sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok dan
sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur mengenai maksud
pembayaran.
4.
Catatan Akuntansi yang Digunakan
Menurut Mulyadi (2001:308) catatan akuntansi
pembelian tunai yang digunakan untuk mencatat tansaksi pembelian tunai adalah :
1) Register bukti kas keluar (voucher register).
Apabila dalam pencatatan utang
perusahaan menggunakan voucher payble
procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian tunai
adalah register bukti kas keluar.
2) Jurnal pembelian
Jika dalam pencatatan utang
perusahaan menggunakan account payable
procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian tunai
adalah jurnal pembelian.
3) Kartu utang
Jika
dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan account payble procedure, buku
pembantu yang digunakan untuk
mencatat utang kepada pemasok adalah kartu utang.
4) Kartu persedian
Dalam sistem akuntansi
pembelian tunai, kartu persediaan ini digunakan untuk mencatat harga pokok
persediaan yang dibeli.
5.
Jaringan yang Membentuk Sistem Pembelian Tunai
Jaringan atau prosedur yang
membentuk sistem pembelian tunai menurut Mulyadi (2001:301) sebagai berikut :
1) Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi
gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat permintaan
pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang,
misalnya untuk barang-barang yang langsung pakai, fungsi yangmemakai barang
mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian menggunakan surat
permintaan pembelian.
2) Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan
pemasok
Dalam prosedur ini, fungsi
pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada para pemasok
untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian
yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai
pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan. Perusahaan seringkali
menentukan jenjang wewenang dalam pemilihan pemasok sehingga sistem akuntansi
pembelian tunai dibagi sebagai berikut :
a) Sistem akuntansi pembelian barang dagangan dengan
pengadaan langsung. Dalam sistem pembelian tunai ini, pemasok dipilih langsung
oleh fungsi pembelian.
b) Sistem akuntansi pembelian dengan penunjukan langsung.
Dalam sistem ini, pemasok dipilih oleh fungsi pembelian dengan terebih dahulu
dilakukan pengiriman permintaan penawaran harga kepada paling sedikit tiga
pemasok.
c) Sistem akuntansi pembelian dengan lelang. Dalam sistem
ini, pemilihan pemasok dilakukan oleh panitia lelang yang dibentuk, melalui
lelang yang diikuti oleh pemasok dalam jumlah tertentu. Tahap pemilihan pemasok
dengan lelang antara lain :
(a) Pembuatan rerangka acuan (terms of reference), yang berisi uraian rincian jenis, spesifikasi,
dan jumlah barang yang akan dibeli melalui lelang.
(b) Pengiriman rerangka acuan kepada para pemasok untuk
kepentingan pengajuan penawaran harga.
acuan tersebut.
(d) Penerimaan penawaran harga dengan dilampiri berbagai
beberapa persyaratan lelang oleh para pemasok dalam amplop tertutup.
(e) Pembukaan amplop penawaran harga oleh panitia lelang
didepan para pemasok.
(f) Penetapan pemasok yang dipilih (pemenang lelang) oleh
panitia lelang.
3) Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini fungsi
pembelian mengirim surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan
memberitahukan kepada unit-unit oraganisasi lain dalam perusahaan (misalnya
fungsi penerimaan, fungsi yang meminta barang, dan fungsi pencatat utang) mengenai
order pembelian yang telah dikeluarkan oleh perusahaan.
4) Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan
pemeriksaan jenis, kuantitas, dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan
kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang
dari pemasok.
5) Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini fungsi
akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian dan menyelenggarakan pencatatan utang atau
mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang.
6) Prosedur disribusi pembelian
Prosedur ini meliputi
distribusi rekening yang didebit dari transaksi pembelian untuk kepentingan
pembukuan manajemen.
Flowchart
Sistem Pembelian Tunai
Berikut merupakan Prosedur Pembelian Tunai :
1.
Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan
barang, membuat SPP (Surat Permintaan Pembelian) rangkap 2. Lembar 1dikirim ke
Bagian Pembelian, dan lembar 2 disimpan oleh Bagian Gudang sebagai arsip.
2.
Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari
Bagian Gudang. Berdasarkan SPP lembar 1, maka Bagian Pembelian membuat
SPPH.
3.
SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier.
Dan Supplier membuat SPH. SPH tersebut dikirimkan ke Bagian Pembelian.
Berdasarkan SPH tersebut, Bagian Pembelian membuat SDP (Surat Daftar
Pembelian)dikirim ke Pimpinan untuk mendapat persetujuan.
4.
Jika Pimpinan menyetujui SDP tersebut,
makaSDP yang telah disetujui dikirimkan kembali ke Bagian Pembelian. Jika
tidak, maka kembali ke transaksi awal.
5.
BerdasarkanSDP yang sudah disetujui, Bagian
Pembelian membuat SOP (Surat Order Pembelian) rangkap4. Lembar ke-1 dikirim
kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke
Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan sebagai arsip.
6.
Supplier menerima SOP lembar ke-1
dariBagianPembelian. Kemudian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar ke-1
dikirim beserta barang pesanan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 disimpan
sebagai arsip.
7.
Bagian Pembelian menerima faktur beserta
barang pesanan dari Supplier. Kemudian, faktur dan barang dikirim ke Bagian
Gudang.
8.
Bagian Gudang menerima barang dan mencatat
barang masuk berdasarkan SOP lembar ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan
Barang) rangkap 3. Lembar ke-1 dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan
Faktur dikirim ke Bagian Keuangan. Dan lembar ke-3 disimpan sebagai
arsip.
9.
Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2dan,
Faktur serta LPB lembar ke-2 dari Bagian Gudang.
10. Berdasarkan
SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2, Bagian
Keuangan melakukan pembayaran kepada Bagian Supplier.
11. Bagian
Supplier menerima uang dari Bagian Keuangan. Supplier membuat Faktur Lunas
rangkap 2. Lembar ke-1 dikirmkan ke Bagian Keuangan dan lembar ke-2 disimpan
sebagai arsip.
12. Bagian
Keuangan menerima faktur lunas. Berdasarkan faktur lunas tersebut, Bagian
Keuangan membuat Laporan Pembayaran Tunai rangkap 2. Lembar ke-1 dikirimkan ke
Pimpinan dan lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
nice
BalasHapusItu flowchart nya daftar pustaka nya apa ya , sumbernya dr siapa mksh 😊 bls yaa hehe urgent
BalasHapus